Jun 13, 2012

Indah Pada Waktunya

Semburat kata yang selalu muncul di setiap perjalanan hidupku. "Yakinlah semua akan indah pada waktunya". Ini bukan kalimat pesimistis ataupun pasrah lho. Beda dengan kalimat ini, "Yakin aja lah, katanya kan semua akan indah pada waktunya". Gak perlu dijelasin kan bedanya apa, sobat blogger semua kan udah pinter2. Kalimat yg pertama tadi sering banget muncul di saat kita lagi banyak masalah dan seharusnya kalimat itu tidak lantas membuat kita berdiam diri, pasrah dan berfikir "toh semuanya akan indah pada waktunya". Usaha tetap diperlukan, setidaknya berdoa kepada Sang Pengatur Alam Semesta. Dan definisi dari kata "indah" itu sendiri bisa bermacam-macam. Tergantung dari persepsi dari masing-masing kepala.


Ketika ada sebuah masalah dan masalah itu sudah clear dan sudah tidak mengganggunya lagi, seseorang baru mengatakan itu indah. Tetapi ada pula yang mengatakan "indah" ketika terlihat sebuah titik terang untuk sebuah solusi, dan ketika masalah itu terselesaikan, dia mengatakan itu "luar biasa". Sebenarnya itu semua tergantung dari bagaimana kita mau mensyukuri dan mensikapi nikmat yang Ia berikan. *Wah, sepertinya bisa nih ngikutin jejak Kak Mario Teguh, sahabat saya yang super :D

Udah ah ceramahnya, mau berbagi kisah saja deh ketika saya merasakan nikmatnya kalimat tersebut. Yang pertama adalah ketika diriku akhirnya bisa kuliah di Sekolah Tinggi yg sekarang lagi rame dibahas sama media gara2 segelintir lulusannya. Bermula dari hingar bingarnya kelulusan SMA waktu itu, 2008. Ujian Masuk PT (red Perguruan Tinggi) yang pertama adalah UM UGM dan diriku gagal di situ. Tak apalah pikirku, ini baru awal. Kemudian lanjut ke SM UNY, dan ternyata gagal juga saya di sini. Melalui jalur reguler gagal diriku mencoba menempuh jalur non-reg, UTUL UNY Gelombang I. Akhirnya ........... kembali gagal. Dan sejak saat itu diriku mulai merasa agak down, mulai luntur rasa percaya diri. Berpikir keras, kenapa diriku bisa gagal di ketiga ujian tersebut, memang sih Passing Grade dari jurusan yg kuambil cukup lumayan lah. Ilkom UGM, Matematika UGM, Pend. Teknik Informatika UNY. Tapi bapak ibu *jadi kangen sama bapak ibu di rumah gak pernah berhenti ngasih semangat, yah buat mereka juga aku berjuang. Masih ada SNMPTN di depan, dan UTUL UNY Gelombang II yg semoga saja tidak sampai tahap ini, harapku saat itu. 2 dan 3 Juli Ujian SNMPTN pun di laksanakan, optimistis, yah.

Di sela SNMPTN itu temenku ngajak buat daftar STAN, heh? apa itu STAN? Jujur diriku baru tahu STAN saat itu, dan ketika tahu STAN itu lebih ke akuntansi atau lebih ke jurusan IPS prodi2nya, rasanya kurang bersemangat diriku. Tapi akhirnya daftar juga, selain nemenin temenku, ternyata bapak sama ibu menyuruhku daftar, soalnya "katanya" kuliah di sana itu gratis dan kalo lulus langsung kerja. "Gratis"? hmm, bisa meringankan beban bapak ibu pikirku. Akhirnya daftar juga diriku dan Ujian tgl 20 Juli 2008 pun kulalui. Tetapi jujur tanpa target di situ.

1 Agustus 2008, pengumuman SNMPTN. Berharap besar namaku muncul di situ. Tetapi, ekspektasi hanya tinggal mimpi, harapan itu pupus kembali. Bingung harus ngomong apa sama bapak ibu ketika ditanya. Tapi begitulah faktanya, Aku  gagal. Beberapa hari setelah pengumuman itu diriku jadi lebih sering menyendiri. Tapi bukan berarti aku harus berhenti, "masih ada UTUL II UNY to?di coba aja" kata Bapak. Mau mencoba tapi takut gagal lagi, tapi kalo gak mencoba itu berarti lebih gagal lagi. Ah, ternyata tahapan ini memang harus kulalui.

UTUL II UNY di bulan Agustus, berharap ini Ujian masuk PT terakhirku. Tetapi Allah berkata lain, harapan itu hilang. Pikiranku saat itu campur aduk, perasaan gak enak, malu sama bapak ibu, dan sedih itu pasti. Mau ikut ujian apa lagi? Sudah semua kucoba sepertinya. Berarti? Ya Tahun depan di coba lagi. Apa segampang itu? Entahlah.

Tapi diriku masih bersyukur, masih ada bapak ibu yang selalu mendukungku, memberiku semangat, kuadukan semua ini pada-Nya. Dan secercah harapan itu muncul dari program D3 UGM. Allah masih mendengarkan doaku, dan akhirnya mengabulkannya. Diriku lulus ujian D3 UGM jurusan Komputer dan Sistem Informasi. Gak kalah lah sama Ilkom, cuma beda setahun. Sudah sujud syukur tuh diriku bisa masuk ke sana, akhirnya bisa melihat senyum bahagia bapak sama ibu melihat anaknya bisa mengenyam bangku kuliah.

Menjalani Ospek, Makrab jurusan, dan kuliah, sepertinya diriku merasa cocok di sana. Tetapi, ternyata kejutan-Nya tak berhenti hanya di situ. 2 Minggu setelah dipusingkan dengan aljabar, rangkaian listrik, jaringan, beserta teman2nya. Tibalah pengumuman STAN, yg sebenernya sudah sedikit terlupakan. Ada seorang teman yg sms kalo diriku diterima di sana. Kaget, seneng bercampur bingung juga sih. Pulang kuliah langsung download, tunjukkin ke bapak ibu. Lagi2 senyum terindah di bumi ini tersungging dari bibir orang tercinta. Dan dengan segala pertimbangan, akhirnya diriku memilih jalan ini. Ya STAN. Dan mungkin inilah yg Ia pilihkan untukku. Alhamdulillah :)

Eh, buset. Panjang juga ternyata, padahal masih pengen cerita. Satu dulu aja deh berarti kisahnya. Tapi, kok itu kesannya malah kayak curhat yaa? hehe. Gak apa2 lah. Pokoknya, selagi kita mau berusaha dan berdoa, Allah akan selalu membukakan jalan untuk kita dengan cara-Nya yang membuat semuanya indah pada waktunya.

7 comments:

  1. tul setuju. apapun itu pasti indah kalo memang udah saatnya

    ReplyDelete
  2. memang demikian, dan semoga waktu yang tepat itu lekas datang agar kita lekas mnikmati indahnya :D

    ReplyDelete
  3. wah boleh dong dikenalin sama si "indah" :)

    ReplyDelete
  4. yeeee
    salam kenal adek kelas!
    penempatan manakah kau?

    ReplyDelete
  5. hmmm... agak-agak mirip sama kisahku nih :D

    ReplyDelete
  6. kalau sudah waktunya akan terasa indah ,kaya lagu ya hehehe.thanks atas kunjungannya ya

    ReplyDelete

Monggo bagi yang mau mengeluarkan uneg-unegnya. Jangan cuma disimpan dalam hati, gak baik lho. Ditunggu coretan-coretan kalian semua. Terima Kasih :D