Mar 10, 2012

Kita Tidak Bisa Memilih

----------sebelumnya mohon maaf sudah lama tidak update----------

pict from here
Pagi itu di ruang rapat sebuah kantor, kami menunggu bagian yang akan melakukan presentasi mengenai bagiannya. Di sela2 waktu tersebut terjadi obrolan2 ato lebih tepatnya nasihat dari seorang Ibu Kepala Bagian (sebut saja Ibu Kabbag) kepada kami anak2 baru. Nasihat2 yang mungkin akan berguna bagi kami untuk mengarungi dunia kerja. Tetapi yang menarik buat saya waktu itu, ketika Ibu Kabbag bercerita tentang seorang temannya yang selalu memajang foto keluarganya di ruang kerjanya dan di dalam foto tersebut tertulis sebuah kalimat, "KITA TIDAK BISA MEMILIH KELUARGA KITA"

Mendengar kata2 itu, seperti langsung menusuk hati ato bahasa kerennya "mak jleb". Kadang kita mendengar dari seseorang, entah itu sahabat kita, teman kita atau orang lain. Ada sebagian dari mereka sering berkeluh kesah mengenai keluarganya. (Saya di sini melihat dari sudut pandang saya sebagai seorang anak). Kadang mereka bilang, "Kenapa saya terlahir dari keluarga yang seperti ini, banyak masalah gini?" ato "Kenapa ya orang tua saya miskin? coba kalo orang tua saya kaya" dan kalimat2 sejenis lainnya. Ato misal dari para orang tua yang merasa tidak senang memiliki anak si A bahkan menganggap kalo punya anak si A itu dianggapnya sebagai bencana.

Kalo kita memilih keluarga kita seenaknya seperti kita bisa memilih pekerjaan (padahal sekarang untuk memilih pekerjaan aja udah susah) pasti banyak yang pengen terlahir dari keluarga yang berada, yang enak ato dari keluarga yang pas-pasan, pas minta mobil ada, pas minta uang ada, dsb. Dan sebagian besar orang tua pasti memilih memiliki anak yang baik, penurut, nggak nakal, nggak neko2, sehat jasmani rohani, dsb. Memang kodrat kita sebagai manusia seperti itu, keinginannya selalu bermacam-macam dan tidak ada habisnya. Dan karena kenyataan yang kita terima tidak sesuai dengan ekspektasi kita, tidak sedikit yang mengalami "broken heart family". Hal itu tidak bisa dipungkiri lagi.

Bagaimana menghadapinya?
Mungkin saya bukan ahlinya, saya hanya ingin share apa yang pernah saya dapatkan dari orang2 hebat di sekitar saya. Saya pernah mendapat nasihat dari seorang petinggi di kantor saya, beliau bilang, "Kadang kenyataan itu tidak selalu sesuai ekspektasi kita, jadi cobalah untuk menurunkan ekspektasi yang kita miliki, minimal sesuai dengan kenyataan yang kita dapatkan, kemudian mencoba menaikkannya kembali. Apabila di kemudian hari masih belum tercapai, cobalah turunkan lagi sampai batas tertentu, begitu seterusnya, sampai kita bisa mencapai apa yang menjadi ekspektasi kita".

Intinya adalah kita di ajari untuk bisa selalu bersyukur dengan apa yang Sang Pencipta berikan kepada kita. Mungkin kita terlahir dari keluarga yang *mohon maaf* kurang berkecukupan. Atau kita memiliki anak yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Cobalah untuk bersyukur terlebih dahulu, kemudian menata diri membangun keluarga kita agar menjadi yang lebih baik lagi. Mungkin sebagai anak kita harus tahu kondisi orang tua kita, membantu orang tua kita dengan apa yang kita miliki. Tidak jarang juga kan, seorang anak dari keluarga yang mungkin kurang berkecukupan menjadi orang yang sukses dan bisa mengangkat derajat orang tuanya. Banyak itu. Atau orang tua yang memiliki seorang anak yang mungkin *mohon maaf* memiliki cacat dari lahir, tetapi dengan arahan dan bimbingan sang orang tua, sang anak bisa menjadi seorang anak yang hebat. Banyak juga itu. *malah jadi kaya motivator aja

Semoga saja kita bisa selalu mensyukuri apa yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada kita. Allah juga sudah berjanji kepada kita, "Barang siapa yang bersyukur atas nikmatnya, maka Allah akan menambah". KITA MEMANG TIDAK BISA MEMILIH KELUARGA KITA, TAPI KITA BISA MENATA DAN MEMBANGUN KELUARGA KITA.

7 comments:

  1. terimakasih sudah mengingatkan, saya suka sekali menggerutu tentang kenyataan keluarga saya. Tapi setelah dipikir-pikir, saya masih termasuk orang yang beruntung memiliki keluarga seperti sekarang.

    hehe, blogku juga jarang diupdate

    ReplyDelete
  2. iya syukuri aja keluarga yang kita dapatkan :) karena Allah pasti sudah memberikan yang terbaik untuk hambaNya

    ReplyDelete
  3. cool..

    balik lagi ke individunya masing-masing, gimana cara mereka manage kehidupan mereka :D

    ReplyDelete
  4. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    Seorang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan,
    orang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.,
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    ReplyDelete

Monggo bagi yang mau mengeluarkan uneg-unegnya. Jangan cuma disimpan dalam hati, gak baik lho. Ditunggu coretan-coretan kalian semua. Terima Kasih :D