Nov 17, 2009

Broken Hand Tour (1)

Saat itu matahari bersinar begitu hebatnya. Hawa panas sepertinya tersebar rata ke seluruh penjuru. Tapi itu tak menghentikan pertandingan yang semakin memanas di sebuah lapangan yang tak jauh dari pusat kota Wates. Di bench bangku cadangan duduk seorang pemain yg sedang gelisah menunggu kapan ia dimainkan. Abdul namanya.
Tiba2 dari kejauhan dia melihat terjadi pelanggaran. Seorang temannya dijegal lawan dengan keras hingga kesakitan. Keributan pun terjadi. Melihat itu, pikiran Abdul pun langsung menerawang jauh 7 tahun yg lalu.

Tujuh tahun yang lalu. Abdul kecil berusia 11 tahun. Sekolah kelas 6 SD. SD Jurangjero namanya. Kegemarannya bermain bola sudah terlihat sejak ia kecil. Suatu hari, sabtu pagi, entah tanggal berapa. Beberapa minggu sebelum Ujian Kelulusan, Abdul kecil ditantang bermain bola bersama teman2nya membawa nama SD Jurangjero. Tanpa pikir panjang ia pun langsung mengiyakan tawaran itu. Permainan pun berlangsung seru di lapangan dekat sekolah. Saat Abdul membawa bola tiba2 dari belakang muncul tackle dari lawan. Abdul pun jatuh tak terkendali. Saat bangun ia melihat ada yg tak wajar pada tangannya.

“Tanganku pataaaahhhh,” teriaknya.

Seketika itu permainan langsung terhenti, para pemain pun bingung tak tau harus berbuat apa. Maklum masih kelas 6 SD. Kemudian seorang teman menghampirinya dan mengajaknya pulang agar segera mendapat perawatan. Abdul pun pulang diantar temannya dengan berjalan kaki menuju rumah yg jaraknya hampir 2 km dengan menahan sakit yg luar biasa. Sampai di rumah ayah Abdul sudah siap dengan motornya untuk mengantar Abdul ke rumah sakit umum Wates. Sampai ke rumah sakit ternyata hanya masuk di UGD tanpa ada perawatan lebih lanjut karena memang hari Sabtu ini bertepatan dengan hari libur nasional. Di dalam UGD pun Abdul hanya mendapat perawatan seadanya saja.

“Maaf Pak, kami tidak bias membantu banyak. Ada baiknya anak Bapak dibawa ke Rumah Sakit PKU Jogja. Mungkin anak Bapak akan mendapat perawatan yang lebih baik,” kata suster saat itu.

Setelah itu tanpa pikir panjang, Abdul di bawa ke RS PKU di Jogjakarta. Tapi masalah pun tak kunjung reda. Ternyata di RS PKU Jogjakarta, dokter bedah yg biasanya mengatasi hal seperti ini sedang tidak ada di tempat. Di PKU pun Abdul hanya bisa pasrah menerima keadaan ini. Mendapat perawatan yg seadanya juga, walaupun lebih baik. Dan kami pun disuruh kembali lagi hari senin.

SENIN. Itu yg ada di pikiran Abdul. Selama 2 hari Abdul harus menahan sakit itu. Dia tak mampu untuk membayangkannya. Tapi setelah sampai di rumah ternyata ada yg usul.

“Bagaimana kalau dibawa aja ke Sangkal Putung, di sana ahlinya masalah beginian.” Kata seorang tetangga waktu itu.

Dan benar saja, satu rombongan sudah siap mengantar Abdul ke Sangkal Putung. Seperti mau jagongan aja. Sangkal Putung terletak di kota Solo. Tepatnya kurang tahu. Pokoknya Solo. Perjalanan 2 jam terasa lama sekali. Sampai di sana sepertinya waktu Isya’. Karena terdengar sayup2 suara adzan di seberang. Di sana kami disambut dengan ramah oleh seorang tabib. Setelah itu barulah Abdul dibawa ke ruang rawat. Tangan Abdul bagaikan mainan bagi tabib itu.

“AAaaaaaaaaaaa,”Jeritan Abdul pun membuat siapapun yg mendengarnya pasti menjadi iba.
Setelah proses selesai. Mengucapkan terima kasih dan meninggalkan amplop. Kami satu rombongan pun pulang. Sampai rumah dan istirahat.

Esok paginya ternyata ada perubahan pada tangan Abdul. Tangannya jadi bengkak dan gatal. Tapi karena hari itu hari minggu dan Rumah Sakit tutup, Abdul pun hanya diberi obat2 tradisional. Baru pada hari seninnya Abdul dibawa ke Rumah Sakit. Sebenarnya hanya untuk meminta obat karena tangan bengkak dan gatal. Tapi ternyata dokter bilang tangan Abdul harus di rontgen ulang untuk meyakinkan apakah tulangnya sudah tersambung dengan benar atau belum. Ya sudah, kami nurut aja kata dokter. Saat sedang jalan ke ruang Radiologi ada seorang suster nyeletuk.

“wahh, tangannya udah tamasya ke Solo segala neh,” kata suster itu. Kami pun Cuma bisa nyengir. “Tamasya tamasya apanya,” pikir Abdul dalam hati.

Setelah selesai rontgen dan hasilnya keluar. Ternyaataa ……………………….

Apakah tulang Abdul sudah tersambung dengan benar atau belum??tunggu kisah selanjutnya, jangan kemana2 yaaa…..

-maaf ya kalo kata2nya masih sangat amat amburadul-

9 comments:

  1. @sang cerpenis: hehe,iya kali mbak,,

    ReplyDelete
  2. haha.. sama dgn kakakku... tangan kirinya patah waktu dia kecil saat bermain bola jg... anyway,, makasih dah mampir... salam kenal ^__^

    ReplyDelete
  3. bismilah..** uda kesini bolak balik,tulis komen9 nda isa2 :(

    nun99uin kelanjutannya,sakiit ban9ed pastinya yah de..

    *ayoo kirim2 tuch cerpenya ke bukune.com,sapah tau nasib la9i mujurr **hwaa malah nyanyi :D sapah tau kepilih de..... :)

    ReplyDelete
  4. @ zhoya : waduhh, pasti sakit banget tuh,, yupz,, salam kenal juga,,

    @ mbak wi3nd : susah ya mbak mau komen??wah templatenya bermasalah kali ya??ade cek lagi dech,,
    okke mbak,,
    haha,iya mbak iya,belajar dulu ahh,,

    ReplyDelete
  5. jiaahh.. masih bersambung ternyata... yaudah deh,, salam kenal yaahh... :)

    ReplyDelete
  6. nah lhooo... kok gw masih penasaran. tapi kalau tebakan gw bener sih, pasti udah tersambung.

    ReplyDelete
  7. @yoliz: hehe,,tunggu aja sambungannya,kalo bisa nyambung,hhe,,
    salam kenal jugaa,,

    @diaz: apakah benar??tunggu aja kelanjutannya,,

    ReplyDelete
  8. gx kebayang sakit.a kayak gmn, coz Karin aja wktu itu cuma retak tulangnya udh hrs nahan skit yg amat sangat, apa lg ptah tulang? ckckck...

    ReplyDelete

Monggo bagi yang mau mengeluarkan uneg-unegnya. Jangan cuma disimpan dalam hati, gak baik lho. Ditunggu coretan-coretan kalian semua. Terima Kasih :D